PERSALINAN POSTMATURE
A. Definisi
Persalinan
postterm adalah persalinan melampaui umur hamil 42 minggu dan pada janin
terdapat tanda postmaturitas. (Manuaba, 2007)
Definisi
standar untuk kehamilan dan persalinan lewat bulan adalah 294 hari setelah hari
pertama menstruasi terakhir, atau 280 hari setelah ovulasi. Istilah lewat bulan
(postdate) digunakan karena tidak menyatakan secara langsung pemahaman mengenai
lama kehamilan dan maturitas janin. ( Varney Helen, 2007)
Persalinan
postterm menunjukkan kehamilan berlangsung sampai 42 minggu (294 hari) atau
lebih, dihitung dari hari pertama haid terakhir menurut rumus Naegele dengan
siklus haid rata-rata 28 hari. (Prawirohardjo, 2008)
B.
Etiologi
Penyebab pasti kehamilan lewat
waktu sampai saat ini belum diketahui. beberapa teori yang diajukan pada
umumnya menyatakan bahwa terjadinya kehamilan postterm sebagai akibat gangguan
terhadap timbulnya persalinan. beberapa teori diajukan antara lain :
1. Penurunan
progesteron dalam kehmilan dipercaya merupakan kejadian perubahan endokrin yang
penting dalam memacu proses biomolekuler pada
persalinan dan meningkatka sensivitas uterus terhadap oksitosin.
2. Pemakaian
oksitosin untuk induksi persalinan pada kehamilan postterm memberi kesan atau
dipercaya bahwa oksitosin secara fisiologis memegang peranan penting dalam
menimbulkan persalinan dan pelepasan oksitosin dari neurohipofisi ibu hamil
yang kurang pada usia kehamilan lanjut diduga sebagai salah satu penyebab.
3. Dalam teori
kortisol diajukan bahwa sebagai ”pemberi tanda” untuk dimulainya
persalinan adalah janin. Kortisol janin akan mempengaruhi plasenta sehingga
produksi progesteron berkurang dan memperbesar sekresi estrogen ,
selanjutnya berpengaruh terhadap meningkatnya produksi prostaglandin.
4. Tekanan pada
ganglion servikalis dari pleksus Frankenhauser akan membangkitkan kontraksi
uterus. pada keadaan dimana tidak ada tekanan pada pleksus ini , seperti
pada kelainan letak, tali pusat pendek dan bagian bawah masih tinggi kesemuanya
diduga sebagai penyebab terjadinya kehamilan postterm. (Winjaksosatro,
2008)
C.
Manifestasi
Klinik
Pada bayi akan
ditemukan tanda-tanda lewat waktu yang terbagi menjadi:
1.
Stadium I
Kulit kehilangan verniks kaseosa dan terjadi maserasi sehingga kulit
kering, rapuh, dan mudah mengelupas.
2.
Stadium II
Seperti stadium I disertai pewarnaan mekonium (kehijauan) dikulit.
3.
Stadium III
Seperti stadium
II disertai pewarnaan kekuningan pada kuku, kulit, dan tali pusat. (Sujiyatini, 2009)
D. Komplikasi dalam Serotinus
1.
Komplikasi pada Ibu
a.
Morbilitas dan mortalitas pada ibu : dapat
meningkatkan sebagian akibat dari makrosomia janin dan tulang tengkorak menjadi
lebih keras yang menyebabkan distosia persalinan, partus lama, meningkatkan
tindakan obstertrik dan persalinan traumatis /perdarahan post partum akibat
bayi besar.
b.
Aspek emosi : ibu dan keluarga menjadi cemas bilamana
kehamilan terus berlangsung melewati taksiran persalinan.
2.
Komplikasi pada Janin
a.
Bila terjadi perubahan anatomik yang besar pada plasenta,maka terjadi penurunan berat janin. Dari penelitian vorherr
tampak bahwa sesudah umur kehamilan 36 minggu grafik rata-rata pertumbuhan
janin mendatar dan nampak adanya penurunan setelah 42 minggu.
b.
Sindrom post maturias
Dapat
dikendalikan pada neonatus dengan
ditemukan beberapa tanda seperti gangguan pertumbuhan, dehidrasi, kulit
kering,keriput seperti kertas (hilangnya lemak subkutan),kuku tangan dan kakai
panjang, tulang tengkorak paha dan genetalia luar , warna coklat
kehijauan atau kekuningan pada kulit dan tali pusat, muka tampak menderita
dan rambut kebala banyak atau tebal.
E.
Diagnosa
Dengan mengetahui hari pertama menstruasi maka kita
akan dapat menentukan:
1.
Perhitungan
kemungkinan waktu persalinan menurut Naegle
2.
Hasil pemeriksaan
antenatal berupa :
a.
Janin besar untuk
masa kehamilan (BMK)
b.
Janin kecil untuk
masa kehamilan (KMK)
c.
Janin sama besarnya
untuk masa kehamilan (SMK)
3.
Melalui perkiraan
tahap aktivitas janin dalam rahim yang (sudah baku)
4.
Perbandingan dengan
orang lain yang sudah bersalin
5.
Menggunakan
ultrasonografi untuk memperkirakan berat, waktu persaliunan, menentukan
biofisik profil janin, kesejahteraan intraureti. USG, Ukuran diameter
bipariental, gerakan janin dan jumlah air ketuban
6.
Pemeriksaan
rontgenologik, dapat dijumpai pusat-pusat penulangan pada bagian distal femur,
bagian proksimal tibia, tulang kuboid, diameter bipariental 9,8 cm atau lebih.
7.
Pemeriksaan sitologik
air ketuban : air ketuban diambil dengan amniosentesis, baik transvaginal
maupun transabdominal. Air ketuban akan bercampur lemak dari sel-sel kulit yang
dilepas janin setelah kehamilan mencapai lebih dari 36 minggu. Air ketuban yang
diperoleh dipulas dengan sulfat biru nil maka sel-sel yang mengandung lemak
akan berwarna jingga. Bila :
a.
Melebihi 10% :
kehamilan di atas 36 minggu
b.
Melebihi 50% :
kehamilan di atas 39 minggu
8.
Amnioskopi : melihat
derajat kekeruhan air ketuban, menurut warnanya karena dikeruhi mekonium.
9.
Kardiotografi :
mengawasi dan membaca DJJ, karena insufiensi plasenta
10. Uji Oksitosin
(stress test) : yaitu dengan infus tetes oksitosin dan diawasi reaksi janin
terhadap kontraksi uterus. Jika ternyata reaksi janin kurang baik, hal ini
mungkin janin akan berbahaya dalam kandungan.
11. Pemeriksaan kadar estriol dalam urin
12. Pemeriksaan PH darah kepala janin
13. Pemeriksaan sitologi vagina
F. Penanganan Persalinan Serotinus
1.
Setelah usia
kehamilan >40 minggu yang penting adalah monitoring janin sebaik-baiknya.
2.
Apabila tidak
ada tanda-tanda insufisiensi plasenta, persalinan spontan dapat ditunggu
dengan pengawasan ketat.
3.
Lakukan
pemeriksaan dalam untuk menilai kematangan serviks, kalau matang boleh dilakukan induksi persalinan dengan atau tanpa amniotomi.
4.
Bila (a) riwayat kehamilan yang lalu ada kehamilan
janin dalam rahim (b) terdapat hipertensi , pre-eklamsi dan (c) kehamilan ini
adalah anak pertama karena infertilisasi , atau (d) pada kehamilan lebih dari
40-42 minggu , maka ibu dirawat di Rumah Sakit
5.
Tindakan operasi Secsio Cesarea dapat dipertimbangkan
pada insufisiensi plasenta dengan keadaan serviks belum matang, pembukaan belum
lengkap, persalinan lama, terjadi awat janin, primigravida tua, kematian janin dalam
kandungan, pre-eklamsia,hipertensi menahun, infertilisasi, kesalahan letak
janin. (Nugroho, 2010)
DAFTAR
PUSTAKA
Varney,Helen.2007.Buku Ajar Asuhan Kebidanan.ECG:Jakarta
Winjaksastro,H. 2008. Ilmu Kebidanan.PT.Pustaka Sarwono
Prawiroharjo:Jakarta
Nugroho,Taufan.2010.Buku Ajar Obstetri untuk Mahasiswa Kebidanan.Nuha
Medika;Yogjakarta
Sujiyatini.2009.Asuhan
Patologi Kebidanan. Nuha Medika; Jogjakarta
Manuaba.2007.Ilmu Kesehatan Reproduksi.EGC:Jakarta
0 komentar:
Posting Komentar