Selasa, 19 April 2016

persalinan postmature


PERSALINAN POSTMATURE

A.    Definisi
                  Persalinan postterm adalah persalinan melampaui umur hamil 42 minggu dan pada janin terdapat tanda postmaturitas. (Manuaba, 2007)
                 Definisi standar untuk kehamilan dan persalinan lewat bulan adalah 294 hari setelah hari pertama menstruasi terakhir, atau 280 hari setelah ovulasi. Istilah lewat bulan (postdate) digunakan karena tidak menyatakan secara langsung pemahaman mengenai lama kehamilan dan maturitas janin. ( Varney Helen, 2007)
                 Persalinan postterm menunjukkan kehamilan berlangsung sampai 42 minggu (294 hari) atau lebih, dihitung dari hari pertama haid terakhir menurut rumus Naegele dengan siklus haid rata-rata 28 hari. (Prawirohardjo, 2008)

B.     Etiologi
                  Penyebab pasti kehamilan lewat waktu sampai saat ini belum diketahui. beberapa teori yang diajukan pada umumnya menyatakan bahwa terjadinya kehamilan postterm sebagai akibat gangguan terhadap timbulnya persalinan. beberapa teori diajukan antara lain :
1.    Penurunan progesteron dalam kehmilan dipercaya merupakan kejadian perubahan endokrin yang penting dalam memacu proses biomolekuler pada persalinan dan meningkatka sensivitas uterus terhadap oksitosin.
2.    Pemakaian oksitosin untuk induksi persalinan pada kehamilan postterm memberi kesan atau dipercaya bahwa oksitosin secara fisiologis memegang peranan penting dalam menimbulkan persalinan dan pelepasan oksitosin dari neurohipofisi ibu hamil yang kurang pada usia kehamilan lanjut diduga sebagai salah satu penyebab.
3.    Dalam teori kortisol  diajukan bahwa sebagai ”pemberi tanda” untuk dimulainya persalinan adalah janin. Kortisol janin akan mempengaruhi plasenta sehingga produksi progesteron berkurang dan memperbesar  sekresi estrogen , selanjutnya berpengaruh terhadap meningkatnya produksi prostaglandin.
4.    Tekanan pada ganglion servikalis dari pleksus Frankenhauser akan membangkitkan kontraksi uterus. pada keadaan dimana tidak ada tekanan pada pleksus ini , seperti  pada kelainan letak, tali pusat pendek dan bagian bawah masih tinggi kesemuanya diduga  sebagai penyebab terjadinya kehamilan postterm. (Winjaksosatro, 2008)



C.    Manifestasi Klinik
Pada bayi akan ditemukan tanda-tanda lewat waktu yang terbagi menjadi:
1.      Stadium I
Kulit kehilangan verniks kaseosa dan terjadi maserasi sehingga kulit kering, rapuh, dan mudah mengelupas.
2.      Stadium II
Seperti stadium I disertai pewarnaan mekonium (kehijauan) dikulit.
3.      Stadium III
Seperti stadium II disertai pewarnaan kekuningan pada kuku, kulit, dan tali pusat. (Sujiyatini, 2009)



D.    Komplikasi dalam Serotinus
1.      Komplikasi pada Ibu
a.       Morbilitas dan mortalitas pada ibu : dapat meningkatkan sebagian akibat dari makrosomia janin dan tulang tengkorak menjadi lebih keras yang menyebabkan distosia persalinan, partus lama, meningkatkan tindakan obstertrik dan persalinan traumatis /perdarahan post partum akibat bayi besar.
b.      Aspek emosi : ibu dan keluarga menjadi cemas bilamana kehamilan terus berlangsung melewati taksiran persalinan.
2.      Komplikasi pada Janin
a.       Bila terjadi perubahan anatomik yang besar pada plasenta,maka terjadi penurunan berat janin. Dari penelitian vorherr tampak bahwa sesudah umur kehamilan 36 minggu grafik rata-rata pertumbuhan janin mendatar dan nampak adanya penurunan setelah 42 minggu.
b.      Sindrom post maturias
Dapat dikendalikan  pada neonatus dengan ditemukan beberapa tanda seperti gangguan pertumbuhan, dehidrasi, kulit kering,keriput seperti kertas (hilangnya lemak subkutan),kuku tangan dan kakai panjang, tulang tengkorak paha dan genetalia luar , warna coklat kehijauan  atau kekuningan  pada kulit dan tali pusat, muka tampak menderita  dan rambut kebala banyak atau tebal.


E.     Diagnosa
Dengan mengetahui hari pertama menstruasi maka kita akan dapat menentukan:
1.      Perhitungan kemungkinan waktu persalinan menurut Naegle
2.      Hasil pemeriksaan antenatal berupa :
a.       Janin besar untuk masa kehamilan (BMK)
b.      Janin kecil untuk masa kehamilan (KMK)
c.       Janin sama besarnya untuk masa kehamilan (SMK)
3.      Melalui perkiraan tahap aktivitas janin dalam rahim yang (sudah baku)
4.      Perbandingan dengan orang lain yang sudah bersalin
5.      Menggunakan ultrasonografi untuk memperkirakan berat, waktu persaliunan, menentukan biofisik profil janin, kesejahteraan intraureti. USG, Ukuran diameter bipariental, gerakan janin dan jumlah air ketuban
6.      Pemeriksaan rontgenologik, dapat dijumpai pusat-pusat penulangan pada bagian distal femur, bagian proksimal tibia, tulang kuboid, diameter bipariental 9,8 cm atau lebih.
7.      Pemeriksaan sitologik air ketuban : air ketuban diambil dengan amniosentesis, baik transvaginal maupun transabdominal. Air ketuban akan bercampur lemak dari sel-sel kulit yang dilepas janin setelah kehamilan mencapai lebih dari 36 minggu. Air ketuban yang diperoleh dipulas dengan sulfat biru nil maka sel-sel yang mengandung lemak akan berwarna jingga. Bila :
a.       Melebihi 10% : kehamilan di atas 36 minggu
b.      Melebihi 50% : kehamilan di atas 39 minggu
8.      Amnioskopi : melihat derajat kekeruhan air ketuban, menurut warnanya karena dikeruhi mekonium.
9.      Kardiotografi : mengawasi dan membaca DJJ, karena insufiensi plasenta
10.   Uji Oksitosin (stress test) : yaitu dengan infus tetes oksitosin dan diawasi reaksi janin terhadap kontraksi uterus. Jika ternyata reaksi janin kurang baik, hal ini mungkin janin akan berbahaya dalam kandungan.
11.  Pemeriksaan kadar estriol dalam urin
12.  Pemeriksaan PH darah kepala janin
13.  Pemeriksaan sitologi vagina


F.     Penanganan Persalinan Serotinus
1.      Setelah usia kehamilan >40 minggu yang penting adalah monitoring janin sebaik-baiknya.
2.      Apabila tidak ada tanda-tanda insufisiensi  plasenta, persalinan spontan dapat ditunggu dengan pengawasan ketat.
3.      Lakukan pemeriksaan dalam untuk menilai kematangan serviks, kalau matang boleh dilakukan induksi persalinan dengan atau tanpa amniotomi.
4.      Bila (a) riwayat kehamilan yang lalu ada kehamilan janin dalam rahim (b) terdapat hipertensi , pre-eklamsi dan (c) kehamilan ini adalah anak pertama karena infertilisasi , atau (d) pada kehamilan lebih dari 40-42 minggu , maka ibu dirawat di Rumah Sakit
5.      Tindakan operasi Secsio Cesarea dapat dipertimbangkan pada insufisiensi plasenta dengan keadaan serviks belum matang, pembukaan belum lengkap, persalinan lama, terjadi awat janin, primigravida tua, kematian janin dalam kandungan, pre-eklamsia,hipertensi menahun, infertilisasi, kesalahan letak janin. (Nugroho, 2010)


DAFTAR PUSTAKA

Varney,Helen.2007.Buku Ajar Asuhan Kebidanan.ECG:Jakarta
Winjaksastro,H. 2008. Ilmu Kebidanan.PT.Pustaka Sarwono Prawiroharjo:Jakarta
Nugroho,Taufan.2010.Buku Ajar Obstetri untuk Mahasiswa Kebidanan.Nuha Medika;Yogjakarta
Sujiyatini.2009.Asuhan Patologi Kebidanan. Nuha Medika; Jogjakarta
Manuaba.2007.Ilmu Kesehatan Reproduksi.EGC:Jakarta

0 komentar:

Posting Komentar